Rabu, 12 Mei 2010

Jangan Pernah Sepelekan Sarapan Pagi


Bagi Anda yang sudah terbiasa sejak kecil sarapan di pagi hari, usahakan untuk tetap menjalankan rutinitas Anda. Yup, pasalnya, sarapan pagi merupakan salah satu penyeimbang dalam tubuh kita. Di waktu inilah, energi tubuh kita diisi kembali. Seperti halnya ponsel yang baru diisi ulang.

Apalagi bagi Anda yang hidup di daerah perkotaan. Rutinitas dan gaya hidup sehat sedikit telah bergeser. Parahnya, kondisi ini tak diimbangi dengan gaya hidup yang sehat. Jangankan masalah makanan, untuk tidur pun sangat jauh dari berkualitas. Belum lagi ditambah dengan beban kerja yang berat. Satu jadinya, stres.

Menurut Kepala Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof Dr Aznan Lelo PhD SpFK saat ditemui Global, mengungkapkan, pada dasarnya konsep asupan makanan juga harus dipahami secara benar. ”Apakah sarapan itu menentukan seseorang menjadi kuat? Tergantung daya tahan tubuh dan kebiasaan,” ungkapnya.

Artinya, lanjut Aznan, jika seseorang itu dari awal (kecil) menjadikan sarapan pagi adalah hal yang wajib, maka sensor motorik dari tubuh akan memberi sinyal lapar manakala kebutuhan sarapan tidak dipenuhi. Namun jika seseorang sudah membiasakan diri dengan pola hidup yang lebih disiplin, tidak sarapan sesungguhnya bukan masalah yang besar, asal makan pada jam siang tidak terjadi “ledakan”.

Disiplin di sini maksudnya adalah makan ketika sudah lapar. Pola ini sudah berabad diterapkan dan terbukti, makan pada saat lapar lebih menyehatkan ketimbang makan mengikuti jam rutinitas. Namun bagi kalangan eksekutif, jam istirahat serta jam makan memang sudah ada peraturannya. Praktis, agar tak lapar di siang hari, sarapan pagi adalah hal yang wajib.

”Kembali, kunci pertama itu adalah keyakinan (niat). Ketika Anda sudah meniatkan untuk puasa, maka tidak makan selama 14 jam bukan persoalan yang berat karena ada tujuan mulia dari niatan itu tadi. Tapi kalau tak sempat sarapan karena terburu-buru padahal selama ini sudah terbiasa sarapan, nah ini yang bisa bikin sakit,” kata Aznan.

Tergantung Daya Tahan Tubuh

Sejumlah studi menunjukkan bahwa orang yang lebih suka mengabaikan sarapan dan membayarnya sekaligus pas makan siang, biasanya justru tidak sehat. Kenapa? Perut kosong kadang “memaksa” orang untuk mengonsumsi makanan berkadar lemak dan berkalori tinggi. Dan pola hidup seperti ini juga rentan menjadi pemacu tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Selain faktor kebiasaan, kebutuhan sarapan juga tergantung pada daya tahan tubuh. Ada orang yang memang memiliki penyakit seperti maag, maka sarapan baginya adalah hal yang vital. Jika tidak, penyakit maag yang diderita bisa bertambah parah.

Tapi satu hal yang harus dicatat, pola makan yang baik dan sehat itu bukan makan dalam kuantitas yang banyak, namun sebaliknya, sebaik-baiknya makan adalah makanan yang kuantitasnya sedikit tapi kualitasnya tinggi, yakni memiliki asupan gizi yang banyak. ”Meskipun minim dalam kuantitas tapi kualitas tetap harus diperhatikan. Sarapan yang benar harus mengandung zat tenaga, protein atau zat pembangun, vitamin dan mineral sebagai zat pengatur yang banyak kita peroleh dari sayur dan buah-buahan,” terang Aznan.

Soal gizi, sudah umum pada mayoritas orang Indonesia mendapatkan asupan karbohidrat sebagai penunjang energi utama dalam tubuh, melalui beras (nasi). Bagi masyarakat Madura, mendapatkannya dari jagung, ubi ataupun sagu kalau di Papua dan Maluku, dan di Eropa, karbohidrat diperoleh dari gandum. “Selain karbohodrat, protein dan lemak juga penting bagi tubuh. Apalagi dalam kondisi sekarang yang sumber makanannya banyak dijejali oleh zat-zat berbahaya, sebisa mungkin penuhilah unsur-unsur vitamin yang bisa didapat dari buah dan sayur,” papar Aznan lagi.

Ya, sarapan mungkin terdengar sepele, namun sangat vital bagi tubuh kita, apalagi jika kita dituntut untuk bekerja total seharian. Sarapan bukan sekadar pengganjal perut, tapi juga memberikan energi agar kita bisa beraktivitas dengan baik, otak bekerja lebih optimal, dan tidak cepat mengantuk. Tapi, kembali pada keyakinan itu tadi, menurut Dr Aznan Lelo, ini tidak terlepas dari tujuan dari hakikat hidup seseorang.
Kita selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan, karena itulah manusia tidak pernah berhenti untuk beraktivitas, mulai dari pagi hingga sore hari, bahkan kadang-kadang sampai tengah malam.

Seperti halnya mobil memerlukan bensin untuk berjalan, manusiapun memerlukan energi untuk beraktivitas dan pagi adalah waktu kita mengawali hari untuk melakukan aktivitas. Dan sebagai motor penggerak, sarapan adalah hal adalah ritual yang wajib kita lakukan, mengingat kadar gula tubuh kita sangat rendah di pagi hari.

Pengaruh bagi Otak

Otak adalah sebuah anugerah tertinggi yang diberikan Tuhan kepada manusia. Letak kecerdasan manusia juga berada di dalam organ ini, untuk itu pemberian makanan yang baik dan teratur akan berpengaruh dengan fungsi dan kerja otak.

Lebih-lebih di pagi hari, setelah semalaman manusia istirahat. Pagi hari adalah waktu terbaik untuk menyediakan makanan bagi otak kita, salah satunya melalui sarapan yang teratur dan bergizi.

Seorang ilmuwan mengatakan sarapan pagi merupakan makanan khusus untuk otak, hal ini didukung dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa sarapan berhubungan erat dengan kecerdasan mental, dalam artian, sarapan memberikan nilai positif tarhadap aktivitas otak, otak menjadi lebih cerdas, peka dan lebih mudah untuk berkonsentrasi. Hal ini secara tidak langsung akan mendatangkan pengaruh positif terhadap diri kita dalam beraktivitas, baik di sekolah ataupun di tempat kerja.

Yup, betapa pentingnya sarapan bagi tubuh, terlebih lagi bagi kerja otak kita, untuk itu, awalilah mulai sekarang aktivitas seharian kita dengan sarapan yang baik. Pastikan sarapan tidak kita tinggalkan dengan mengikuti aturan yang benar, cukup dan tidak berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post