Senin, 31 Mei 2010

Hidup Adalah Pilihan


Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar
di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama
berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin
menjejakan akarku dalam-dalam di tanah ini,
dan menjulangkan tunas-tunasku di atas
kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan
semua tunasku untuk menyampaikan salam musim
semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari,
dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam, “Aku takut.
Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini,
aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah
sana. Bukankah di sana sangat gelap?
Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas,
bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan
hilang? Tunasku itu pasti akan terkoyak. Apa yang
akan terjadi jika tunasku terbuka,
dan siput-siput mencoba untuk memakannya?
Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah,
semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku
dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku
menunggu sampai semuanya aman.”

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais
tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi,
dan mencaploknya segera.

Memang selalu aja ada pilihan dalam hidup.
Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita
jalani. Namun, seringkali kita berada dalam
sikap pesimis, kengerian, keraguan,
dan kebimbangan- kebimbangan yang kita ciptakan sendiri.
Kita sering terbuai dengan alasan-alasan untuk tak
mau melangkah, tak mau menatap hidup.
Karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.

Minggu, 30 Mei 2010

"Yogyakarta"

lagu ini dipopulerkan oleh KLa Project pada album kedua mereka tahun 1991, adalah kelompok musik asal Indonesia yang dibentuk oleh Katon Bagaskara, Lilo (Romulo Radjadin), Adi Adrian, dan Ari Burhani pada tahun 1988. Nama KLa sendiri diperoleh dari inisial personel band ini, sementara penggunaan huruf "A" kecil bertujuan untuk menandakan adanya dua personel yang memiliki inisial huruf tersebut.
lagu ini mendapat penghargaan dlm kategori Lagu Terbaik, kategori Aransemen Terbaik, kategori Pop Techno Terbaik di acara Penghargaan BASF Award 1991.

Selasa, 18 Mei 2010

SATU JAM SAJA



Sebelum membaca kisah ini, tanyakanlah hati kecil Anda. Berapa banyak waktu berharga yang Anda berikan untuk anak-anak Anda? Berapa banyak kesempatan dalam hidup ini menikmati masa2 indah bersama anak2 sebelum mereka beranjak dewasa & mempunyai kehidupannya sendiri ?

Seorang pria yang kembali terlambat pulang dari kerja, dlm keadaan letih lesu, menemukan putranya yg berusia 5 tahun sedang menantinya di depan pintu. "Papa, bolehkah saya tanya sesuatu?" "Tentu, Nak. Apa yg ingin kau tanyakan?" jawab pria tersebut. "Papa, berapa jumlah uang yang Papa peroleh dalam satu jam?" "Itu bukan urusanmu! Mengapa kamu bertanya seperti itu?" kata pria tersebut dengan marah. "Saya hanya ingin tahu. Tolong beritahukan berapa uang yang Papa peroleh dalam satu jam?" tanya anak itu. "Baiklah, bila kamu benar-benar ingin tahu. Papa mendapat 20 ribu per jam." "Oh," anak itu mengangguk-anggukkan kepalanya.

Kemudian dia memandang kembali kepada pria tersebut dan berkata, "Papa, bolehkah saya meminjam 10 ribu?"

Dengan marah ayahnya menjawab, "Bila kamu hanya ingin tahu berapa jumlah uang yang papa peroleh dalam satu jam agar kamu dapat meminta uang untuk membeli suatu mainan konyol atau mainan tak berguna lainnya, lebih baik sekarang juga kamu pergi ke kamarmu dan tidur. Mengapa kamu begitu egois. Papa letih, bekerja keras berjam-jam setiap hari, dan tidak ada waktu untuk permainan seperti itu."
Dengan diam anak kecil itu pergi ke kamarnya dan menutup pintu. Pria tersebut kemudian duduk dan semakin bertambah marah saat ia memikirkan tentang pertanyaan putranya. Betapa beraninya ia bertanya seperti itu hanya untuk memperoleh sejumlah uang. Setelah beberapa jam, amarahnya menyurut dan ia mulai berpikir mungkin ia telah bersikap terlalu keras terhadap putranya. Lagipula putranya jarang meminta uang padanya. Lalu ia berjalan kekamar putranya & membuka pintu.

"Engkau sudah tidur, Nak?" tanya pria tersebut. "Belum, Papa" jawab anak itu. "Papa baru saja berpikir, mungkin Papa terlalu keras terhadapmu tadi," "Hari ini Papa sangat lelah dan tanpa sadar Papa jadi cepat marah. Ini uang 10 ribu yang kamu minta."Anak itu segera bangun dan berseru dengan gembira "Oh terima kash, Papa" Kemudian ia membalikkan bantalnya lalu mengambil sejumlah uang yang ada di bawahnya. Melihat bahwa putranya telah memiliki uang, pria tersebut menjadi marah lagi.

"Mengapa kamu menginginkan uang lagi, padahal kamu sudah memilikinya?" tanya ayahnya dengan jengkel. "Karena uang saya belum cukup, tapi sekarang sudah cukup."jawab anak tersebut.
Dengan perlahan anak itu menghitung uangnya dan kemudian memandang kepada ayahnya "Papa, saya sudah mempunyai uang 20 ribu. Sekarang, bisakah saya membeli satu jam dari waktu yang Papa miliki?"

Tiada Harta yg dapat membeli Waktu. Terlebih Waktu bersama orang-orang yang kita kasihi. Manfaatkanlah... Esok mungkin sudah terlambat. . . .

Love U my son's

Rabu, 12 Mei 2010

Jangan Pernah Sepelekan Sarapan Pagi


Bagi Anda yang sudah terbiasa sejak kecil sarapan di pagi hari, usahakan untuk tetap menjalankan rutinitas Anda. Yup, pasalnya, sarapan pagi merupakan salah satu penyeimbang dalam tubuh kita. Di waktu inilah, energi tubuh kita diisi kembali. Seperti halnya ponsel yang baru diisi ulang.

Apalagi bagi Anda yang hidup di daerah perkotaan. Rutinitas dan gaya hidup sehat sedikit telah bergeser. Parahnya, kondisi ini tak diimbangi dengan gaya hidup yang sehat. Jangankan masalah makanan, untuk tidur pun sangat jauh dari berkualitas. Belum lagi ditambah dengan beban kerja yang berat. Satu jadinya, stres.

Menurut Kepala Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof Dr Aznan Lelo PhD SpFK saat ditemui Global, mengungkapkan, pada dasarnya konsep asupan makanan juga harus dipahami secara benar. ”Apakah sarapan itu menentukan seseorang menjadi kuat? Tergantung daya tahan tubuh dan kebiasaan,” ungkapnya.

Artinya, lanjut Aznan, jika seseorang itu dari awal (kecil) menjadikan sarapan pagi adalah hal yang wajib, maka sensor motorik dari tubuh akan memberi sinyal lapar manakala kebutuhan sarapan tidak dipenuhi. Namun jika seseorang sudah membiasakan diri dengan pola hidup yang lebih disiplin, tidak sarapan sesungguhnya bukan masalah yang besar, asal makan pada jam siang tidak terjadi “ledakan”.

Disiplin di sini maksudnya adalah makan ketika sudah lapar. Pola ini sudah berabad diterapkan dan terbukti, makan pada saat lapar lebih menyehatkan ketimbang makan mengikuti jam rutinitas. Namun bagi kalangan eksekutif, jam istirahat serta jam makan memang sudah ada peraturannya. Praktis, agar tak lapar di siang hari, sarapan pagi adalah hal yang wajib.

”Kembali, kunci pertama itu adalah keyakinan (niat). Ketika Anda sudah meniatkan untuk puasa, maka tidak makan selama 14 jam bukan persoalan yang berat karena ada tujuan mulia dari niatan itu tadi. Tapi kalau tak sempat sarapan karena terburu-buru padahal selama ini sudah terbiasa sarapan, nah ini yang bisa bikin sakit,” kata Aznan.

Tergantung Daya Tahan Tubuh

Sejumlah studi menunjukkan bahwa orang yang lebih suka mengabaikan sarapan dan membayarnya sekaligus pas makan siang, biasanya justru tidak sehat. Kenapa? Perut kosong kadang “memaksa” orang untuk mengonsumsi makanan berkadar lemak dan berkalori tinggi. Dan pola hidup seperti ini juga rentan menjadi pemacu tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Selain faktor kebiasaan, kebutuhan sarapan juga tergantung pada daya tahan tubuh. Ada orang yang memang memiliki penyakit seperti maag, maka sarapan baginya adalah hal yang vital. Jika tidak, penyakit maag yang diderita bisa bertambah parah.

Tapi satu hal yang harus dicatat, pola makan yang baik dan sehat itu bukan makan dalam kuantitas yang banyak, namun sebaliknya, sebaik-baiknya makan adalah makanan yang kuantitasnya sedikit tapi kualitasnya tinggi, yakni memiliki asupan gizi yang banyak. ”Meskipun minim dalam kuantitas tapi kualitas tetap harus diperhatikan. Sarapan yang benar harus mengandung zat tenaga, protein atau zat pembangun, vitamin dan mineral sebagai zat pengatur yang banyak kita peroleh dari sayur dan buah-buahan,” terang Aznan.

Soal gizi, sudah umum pada mayoritas orang Indonesia mendapatkan asupan karbohidrat sebagai penunjang energi utama dalam tubuh, melalui beras (nasi). Bagi masyarakat Madura, mendapatkannya dari jagung, ubi ataupun sagu kalau di Papua dan Maluku, dan di Eropa, karbohidrat diperoleh dari gandum. “Selain karbohodrat, protein dan lemak juga penting bagi tubuh. Apalagi dalam kondisi sekarang yang sumber makanannya banyak dijejali oleh zat-zat berbahaya, sebisa mungkin penuhilah unsur-unsur vitamin yang bisa didapat dari buah dan sayur,” papar Aznan lagi.

Ya, sarapan mungkin terdengar sepele, namun sangat vital bagi tubuh kita, apalagi jika kita dituntut untuk bekerja total seharian. Sarapan bukan sekadar pengganjal perut, tapi juga memberikan energi agar kita bisa beraktivitas dengan baik, otak bekerja lebih optimal, dan tidak cepat mengantuk. Tapi, kembali pada keyakinan itu tadi, menurut Dr Aznan Lelo, ini tidak terlepas dari tujuan dari hakikat hidup seseorang.
Kita selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan, karena itulah manusia tidak pernah berhenti untuk beraktivitas, mulai dari pagi hingga sore hari, bahkan kadang-kadang sampai tengah malam.

Seperti halnya mobil memerlukan bensin untuk berjalan, manusiapun memerlukan energi untuk beraktivitas dan pagi adalah waktu kita mengawali hari untuk melakukan aktivitas. Dan sebagai motor penggerak, sarapan adalah hal adalah ritual yang wajib kita lakukan, mengingat kadar gula tubuh kita sangat rendah di pagi hari.

Pengaruh bagi Otak

Otak adalah sebuah anugerah tertinggi yang diberikan Tuhan kepada manusia. Letak kecerdasan manusia juga berada di dalam organ ini, untuk itu pemberian makanan yang baik dan teratur akan berpengaruh dengan fungsi dan kerja otak.

Lebih-lebih di pagi hari, setelah semalaman manusia istirahat. Pagi hari adalah waktu terbaik untuk menyediakan makanan bagi otak kita, salah satunya melalui sarapan yang teratur dan bergizi.

Seorang ilmuwan mengatakan sarapan pagi merupakan makanan khusus untuk otak, hal ini didukung dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa sarapan berhubungan erat dengan kecerdasan mental, dalam artian, sarapan memberikan nilai positif tarhadap aktivitas otak, otak menjadi lebih cerdas, peka dan lebih mudah untuk berkonsentrasi. Hal ini secara tidak langsung akan mendatangkan pengaruh positif terhadap diri kita dalam beraktivitas, baik di sekolah ataupun di tempat kerja.

Yup, betapa pentingnya sarapan bagi tubuh, terlebih lagi bagi kerja otak kita, untuk itu, awalilah mulai sekarang aktivitas seharian kita dengan sarapan yang baik. Pastikan sarapan tidak kita tinggalkan dengan mengikuti aturan yang benar, cukup dan tidak berlebihan.

Minggu, 09 Mei 2010

PB Mutiara Bandung


Tasik Super Series 2010
PB Mutiara - A Jefri Team

mama nya aurel protes foto nya paling sedikit

Ayu, Amel, & Aurel ( A semua nih..haha)

Sabtu, 08 Mei 2010

Pelajaran hari ini - Belajar ber-empati & mengevaluasi diri

Seringkali kita menganggap enteng orang yg ada di sekitar kita, semua ucapan, perbuatan, dan perlakuan kita kdang menyakitkan org tersebut. terkadang pula kita ber-apriori terhadap orang lain tanpa alasan yg pasti.
Sebagai manusia biasa kita tidak berhak menilai diri kita sendiri, merasa lebih superior dari org lain adalah pikiran yg picik.
Terkadang pembenaran dijadikan tameng utk benteng diri..
Mudah2an kita dibekali keluasan hati utk selalu ber-empati dan pandai mengevaluasi diri kita sendiri.
01:16 - 09052010

Sabtu, 01 Mei 2010

Kasih Ibu Tiada Tara


Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering meratapi nasibnya memikirkan anaknya yang mempunyai tabiat sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mabuk, dan melakukan tindakan-tindakan negatif lainnya. Ia selalu berdoa memohon, "Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati." Tetapi, si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya.

Suatu hari, dia dibawa kehadapan raja untuk diadili setelah tertangkap lagi saat mencuri dan melakukan kekerasan di rumah penduduk desa. Perbuatan jahat yang telah dilakukan berkali-kali, membawanya dijatuhi hukuman pancung. Diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan di depan rakyat desa keesokan harinya, tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu membuat si ibu menangis sedih. Doa pengampunan terus dikumandangkannya sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk memohon anaknya jangan dihukum mati. Tapi keputusan tidak bisa dirubah! Dengan hati hancur, ibu tua kembali ke rumah.

Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan, rakyat telah berkumpul di lapangan pancung. Sang algojo tampak bersiap dan si anak pun pasrah menyesali nasib dan menangis saat terbayang wajah ibunya yang sudah tua.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Namun setelah lewat lima menit dari pukul 06.00, lonceng belum berdentang. Suasana pun mulai berisik. Petugas lonceng pun kebingungan karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada. Saat mereka semua sedang bingung, tibatiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Seluruh hadirin berdebar-debar menanti, apa gerangan yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul dan menggantikannya dengan kepalanya membentur di dinding lonceng.

Si ibu mengorbankan diri untuk anaknya. Malam harinya dia bersusah payah memanjat dan mengikatkan dirinya ke bandul di dalam lonceng, agar lonceng tidak pernah berdentang demi menghindari hukuman pancung anaknya.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung-raung menyaksikan tubuh ibunya terbujur bersimbah darah. Penyesalan selalu datang terlambat!


Kasih ibu kepada anaknya sungguh tiada taranya. Betapun jahat si anak, seorang ibu rela berkorban dan akan tetap mengasihi sepenuh hidupnya. Maka selagi ibu kita masih hidup, kita layak melayani, menghormati, mengasihi, dan mencintainya. Perlu kita sadari pula suatu hari nanti, kitapun akan menjadi orang tua dari anak-anak kita, yang pasti kita pun ingin dihormati, dicintai dan dilayani sebagaimana layaknya sebagai orang tua.

Bila hidup diantara keluarga ataupun sebagai sesama manusia jika kita bisa saling menghargai, menyayangi, mencintai, dan melayani, niscaya hidup ini akan terasa lebih indah dan membahagiakan.

Happy B'day and I Love U Mom....

Recent Post